Facebook

Ternyata, Pak Jokowi ke Malaysia ialah Menjadikan Proton utk garap Mobil Nasional. Mobil ESEMKA???


Salah satu agenda dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Malaysia yakni meninjau pabrik pembuatan mobil Proton. Tujuan kunjungan tersebut selain menyaksikan proses pembuatan mobil Proton  dari dekat, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU)  antara Proton Holdings dengan PT Adiperkasa Citra Lestari.

Laman The Rakyat Post, Jumat, 6 Februari 2015 melansir penandatanganan MoU itu dilakukan oleh CEO Proton Holdings, Abdul Harith Abdullah dan CEO PT Adiperkasa Citra Lestari, AM Hendropriyono.

Dalam pernyataannya, Abdul Harith mengatakan sesuai dengan ketentuan MoU, maka akan dilakukan studi kelayakan untuk menjajaki bidang-bidang kerjasama spesifik, termasuk potensi pembangunan dan proyek manufaktur di Indonesia.

"Kolaborasi ini akan baik untuk kedua negara khususnya demi bisa bekerja sama untuk membangun produk bagi pasar yang lebih luas," ujar Abdul Harith.

Menurut Abdul Harith, tidak salah perusahaan Hendropriyono menawarkan kerjasama. Sebab, Proton, kata dia, memiliki fasilitas, kapabilitas dan teknologi dalam pengembangan desain dan produksi mobil.

Sementara, Hendropriyono mengatakan dengan adanya MoU tersebut, maka tidak saja bermanfaat bagi industri mobil.

"Tetapi juga bisa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan rakyat Indonesia," kata mantan Kepala Badan Intelijen (BIN) itu.

Perdana Menteri Najib Tun Razak mengatakan acara penandatangan MoU dapat merealisasikan ide proyek mobil ASEAN. Dia turut menyampaikan studi kelayakan dapat dilakukan selama enam bulan.

"Usaha patungan ini dikaji apakah sebagian besar isi mobil akan menggunakan asli seperti yang ada di Malaysia atau perlahan mengikuti gaya khas Indonesia," kata Najib. 

Sementara, di satu sisi, Jokowi pernah mendorong Indonesia agar bisa memproduksi mobil nasional. Awalnya proyek perdana mobil tersebut yakni Esemka. Mobil itu didesain dan diproduksi oleh para pelajar SMU di tahun 2011 lalu.

Mobil Esemka itu sempat menjadi mobil dinasnya ketika masih menjabat sebagai Walikota Solo.

Kenapa Harus Proton, Bukan Esemka?


Pasca bekas Dewan Penasehat Tim Transisi (Wantim Transisi) seperti Jenderal (Purnawirawan) Luhut Panjaitan, dan KH Hasyim Muzadi mendapat jabatan sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), kini giliran Letnan Jenderal (Purnawirawan) Hendropriyono yang ditunjuk Jokowi menggarap proyek mobil nasional berkerja sama dengan perusahaan mobil nasional Malaysia Proton. Dari keempat mantan Wantim Transisi, hanya Syafii Maarif yang menolak tawaran Jokowi untuk menjadi Watimpres.

Kunjungan Jokowi ke Malaysia meninjau pabrik pembuatan mobil Proton bukan hanya sekadar menyaksikan proses pembuatan mobil Proton dari dekat, namun Jokowi juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara CEO Proton Holdings, Abdul Harith Abdullah dan CEO PT Adiperkasa Citra Lestari, AM Hendropriyono yang telah direncanakan sebelumnya.

Abdul Harith mengatakan kolaborasi ini akan baik untuk kedua negara khususnya demi bisa bekerjasama untuk membangun produk bagi pasar yang lebih luas.

Sementara itu, Sementara, Hendropriyono mengatakan dengan adanya MoU tersebut, maka tidak saja bermanfaat bagi industri mobil.

"Tetapi juga bisa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan rakyat Indonesia," kata mantan Kepala Badan Intelijen (BIN) itu.

Mengapa Jokowi memilih mengembangkan mobil nasional dengan menggandeng perusahaan mobil asal negeri jiran itu. Lupakah Jokowi dengan mobil Esemka karya pelajar SMK Solo yang pernah digunakan digadang-gadangnya sebagai cikal bakal mobil nasional. Atau langkah Jokowi meniru Presiden Soeharto pada era 1996–1998 yang menggandeng KIA dari Korea Selatan untuk membangun industri mobil Timor dan Cakra yang akhirnya tenggelam seiring dengan lengsernya kekuasaan Soeharto. [fn]
Share on Google Plus

About Unknown

Seorang Pejalanan yang terus bergerak sampai tak bisa bergerak lagi
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar